masukkan script iklan disini
MENGAMBIL KITAB SUCI (AL QURAN)
Sobat pernah nonton film "Kerasakti", salah satu film kolosal rakyat china yang mengisahkan tentang perjalanan seorang biksu bernama Tong Sam Cong bersama tiga muridnya.Dalam film itu mengisahkan tentang rintangan-rintangan yang di hadapi sang biksu dalam perjalanannya ke Barat untuk mengambil kitab suci. Dan ternyata kisah biksu ini menuai kontroversi hingga sekarang.Apa yang menjadi kontroversi,Ada yang mengatakan bahwa kisah ini adalah kisah seorang Tong Sam Cong yang melakukan perjalanan ke barat ( baca: arab ) untuk mengambil kitab suci ( baca: al quran ).Namun tentang kebenaran terkait keislaman biksu Tong masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.Ada pula yang menganggap bahwa perjalanan biksu Tong ini murni sejarah peradaban Budha di China. Kita akan mengulas sedikit tentang Islamnya kisah Biksu Tong ini.
Kisah perjalanan Biksu Tong
Tong Sam Cong yang hidup di zaman Dinasti Tong (618-907 M) setelah Nabi Muhammad saw (570-633 M) adalah seorang muslim/Islam, bukan pengikut Budha/Nabi Gautama seperti anggapan sebagian orang.
Minimal ada 3 alasan yang menguatkan argumen bahwa beliau adalah seorang muslim yang taat lagi saleh, sehingga telah bersusah payah selama 17 tahun mengembara untuk menjemput kitab suci di Barat setelah mendengar berita dari para pedagang jalur sutera (jalur perdagangan sutera telah berlangsung sebelum Masehi).
Pertama : Wilayah Barat/She Thien itu Arab, sedangkan India /Thien Tok itu Selatan dan perjalanan 17 tahun mencari kitab suci itu dari Timur (Propinsi Zhe Jiang) ke Barat lewat Ta Li Muk Phen Ti/Se Chou Ce Lu/Jalur Sutera (Xin Jiang di wilayah Barat daratan Cina).
Pertama : Wilayah Barat/She Thien itu Arab, sedangkan India /Thien Tok itu Selatan dan perjalanan 17 tahun mencari kitab suci itu dari Timur (Propinsi Zhe Jiang) ke Barat lewat Ta Li Muk Phen Ti/Se Chou Ce Lu/Jalur Sutera (Xin Jiang di wilayah Barat daratan Cina).
Perjalanan ini dilakukan setelah pemuda alim tersebut mendapatkan kabar berita dari para pedagang lintas benua/para pedagang jalur sutera membawa berita bahwa di Barat sama telah atau baru turun kitab suci, maka berangkatlah beliau dari tanah kelahirannya, melalui jalur sutera yg banyak dihuni oleh pedagang2 muslim, Propinsi Zhe Jiang (Cina bagian Timur) menuju Barat (tanah Arab). Lewat Gansu lalu ke Xin Jiang, disitu ada Fo Yen San/Flamming Mountain/gunung api bagian Barat Cina, yang kita ketahui bersama bahwa 99,99% penduduk Propinsi Xin Jiang (sekarang) beragama Islam.
Kedua : Jarak Tong Sam Cong(abad ke 7 M) dan Budha Sidharta Gautama (5 abad SM) +- 1200 tahun, jadi tidak bisa dikatakan baru lagi sebab sudah lebih dari seribu tahun.
Ketiga : Ajaran Budha Gautama sudah masuk ke daratan Cina sebelum Tat Mo Co Su/Bodhi Dharma/Zen yang juga dari India, bukti Tat Mo Co Su ada di kuil Shaolin gunung Shiong San Propinsi Henan. Berarti jalur Cina - India sudah ada sebelum perjalanan Tong, yaitu dari arah Selatan negeri Cina. Jadi untuk apa memutar begitu jauh lewat Utara baru ke Selatan sedangkan alat transportasi dahulu hanya unta, kuda atau keledai.
pada masa itu (abad ke 6-7 M) di India mayoritas menganut agama hindu sedang kan agama budha mengalami kemunduran (abad 3 M) akibat 2 hal yaitu:
1) wafatnya raja asoka (232 SM) sehingga tidak ada raja yang mau elindungi dan mengembangkan agama Budha di Indi
2) karena Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak
Hubungan Tong Sam Cong yg diutus ke barat( 629-646 M ) dengan kedatangan utusan Khalifah Ustman ( 651 M )
Orang China mengenal Islam dengan sebutan Yisilan Jiao/Yisilan Jiabao yang berarti ‘agama yang murni’. Masyarakat Tiongkok menyebut Makkah sebagai tempat kelahiran ‘Ma-hia-wu’/‘Buddha Ma-hia-wu’ (Nabi Muhammad SAW) dengan sebutan di 'Barat / Barat Besar' , hal ini lah yg mendorong Kaisar Dinasti Tang untuk mengutus duta/utusan Tong Sam Cong untuk belajar/mengambil kitab suci (Al Qur'an yg baru turun) ke barat(arab).
Sejarah mencatat, Islam masuk ke Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M), yang dibawa oleh salah seorang panglima Muslim, Saad bin Abi Waqqash RA, di masa Khalifah Utsman bin Affan RA. Menurut Chen Yuen, dalam karyanya, A Brief Study of the Introduction of Islam to China, masuknya Islam ke Cina sekitar tahun 30 H atau sekitar 651 M (masa setelah Tong Sam Cong melakukan perjalanan ke barat). Ketika itu, Cina diperintah oleh Kaisar Yong Hui (ada pula yang menyebut nama Yung Wei penerus dari kaisar tang li shi min). Data masuknya Islam ke Cina ini dipertegas lagi oleh Ibrahim Tien Ying Ma dalam bukunya, Muslims in China (Perkembangan Islam di Tiongkok). Buku ini secara lengkap mengupas sejarah perkembangan Islam di Cina sejak awal masuk hingga tahun 1980-an.
Utusan Khalifah Utsman itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yong Hui dan Dinasti Tang. Kaisar Yong Hui menghargai ajaran Islam dan menganggap ajaran Islam punya kesamaan dengan ajaran Konfusionisme/budha. Untuk menunjukkan kekagumannya terhadap Islam, kaisar mengizinkan berdirinya masjid pertama di Chang-an (Kanton). Masjid itu bernama Huaisheng atau Masjid Memorial. Menurut versi Ibrahim Tien Ying Ma, masjid itu diberi nama Kwang Tah Se, yang berarti menara Cemerlang, dan dibangun oleh Yusuf. Sedangkan, masjid lainnya yang dibangun di sini adalah Chee Lin Se, yang berarti masjid dengan tanduk satu. Kedua masjid itu masih tetap berdiri hingga saat ini setelah 14 abad.
Ketika Dinasti Tang berkuasa, China tengah mencapai masa keemasan, sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok. Di dalam kitab sejarah Cina, yang berjudul Chiu T’hang Shu diceritakan Cina pernah mendapat kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shih (Arab). Orang-orang Ta Shih ini, merupakan duta dari Tan mi mo ni’ (Amirul Mukminin), yang ke-3 (Khalifah Utsman bin Affan).
Sementara itu, Buya HAMKA didalam bukunya Sejarah Umat Islam menulis, pada tahun 674M-675M, Cina kedatangan salah seorang sahabat Rasulullah, Muawiyah bin Abu Sufyan (Dinasti Umayyah), bahkan disebutkan setelah kunjungan ke negeri Cina, Muawiyah melakukan observasi di tanah Jawa, yaitu dengan mendatangi kerajaan Kalingga. Berdasarkan catatan, diperoleh informasi, pada masa Dinasti Umayyah ada 17 duta muslim datang ke China, sementara di masa Dinasti Abbasiyah dikirim sebanyak 18 duta.
Fakta & Analisa Cerita Tong Sam Cong (dikarang oleh Wu Cheng En)
cerita xiyouji (xiyuoci)/saiyuki(jepang)adalah novel yg dikarang oleh wu cheng en(wu jheng en) orangpropinsi jiang su (ciang su)yg hidup pada zaman dinasti ming(1500m-1582m),cerita xi you ji(xi you ci)berkisar pada tugas biksu tang san chang(thang san jhang)yg mendapat mandat kaisar tang(thang) li shi min/tang tai zong(thang thai cong),untuk mengambil kitab suci ke barat.
Tokoh utama dalam kisah kerasakti
1.tang san chang(thang san jhang)/tong sam chong(hokkian)
2.sun wu kong(sun wu khong)/son go kong(hokkian)/son go ku(jepang)
3.zhu ba jie(chu pa cie)/ki pat kay(hokkian)
4.sha seng/sa ceng(hokkian)
Sebenarnya biksu tang adalah tokoh yg benar-benar hidup di zaman dinasti tang dan memang kaisar tang menugaskan biksu tang mengambil langsung kitab suci ke barat(sebutan untuk daerah india/timur tengah),tujuannya agar pengajaran agama budha yg ada di china dapat disesuaikan dengan bangsa china, karena sebagian unsur2 india/agama budha asli yg tidak bisa diterima bangsa china, yg kedua adalah pengajaran agama budha haruslah dilakukan oleh orang china sendiri supaya unsur2 india yg ada dalam agama budha tidak merusak kebudayaan asli han.
Di zaman kaisar li shi min ini agama islam juga mulai berkembang di china, kaisar li shi min sangat dekat dengan agama2, tidak seperti kaisar china yg lain, sebenarnya jauh sebelum dinasti tang memerintah(618-907m) di zaman dinasti han timur(25-220m),agama budha dah menyebar di china.makannya agama budha yg sekarang ini di china sangat kental nuansa china-nya dibandingkan india, sampai2 orang2 yg gak tahu sejarah agama budha menganggap agama budha itu dari china, dan kaisar li shi min juga mengizinkan biksu2 sholin minum arak sebagai kekhususan.
Ada yg harus kita cermati kenapa perjalanan biksu tang ke barat itu harus menempuh rute chang an(xi'an)-gansu-xinjiang-kirgyztan-afganistan baru masuk nepal(india) melalui pakistan,kenapa tidak mengambil rute chang'an(xi'an)-qinghai-tibet-nepal(india), sebutan orang china untuk kata2 "barat" bisa berarti india bisa berarati timur tengah atau dalam bahasa kaisar ming "barat besar" untuk jazirah arab, seperti yg sudah kita ketahui ibu kaisar li shi min ini orang turki (bangsa turki saljuk sebelum hijrah ke anatolia mendiami daerah xinjiang dan uzbekistan).
Ada yg harus kita cermati kenapa perjalanan biksu tang ke barat itu harus menempuh rute chang an(xi'an)-gansu-xinjiang-kirgyztan-afganistan baru masuk nepal(india) melalui pakistan,kenapa tidak mengambil rute chang'an(xi'an)-qinghai-tibet-nepal(india), sebutan orang china untuk kata2 "barat" bisa berarti india bisa berarati timur tengah atau dalam bahasa kaisar ming "barat besar" untuk jazirah arab, seperti yg sudah kita ketahui ibu kaisar li shi min ini orang turki (bangsa turki saljuk sebelum hijrah ke anatolia mendiami daerah xinjiang dan uzbekistan).
Sedangkan kata2 mengambil kitab suci yg meyelamatkan tsb,di dalam dokumen2 mengenai sejarah tang tidak spesifik merujuk pada kitab budha, tapi bisa juga tang san chang ini adalah nama pemuka agama islam di chang'an (jhang'an/sekarang disebut xi'an) yg diutus ke "barat besar"(mekkah/madinah) yg merupakan ibukota kekhalifahan islam di zaman khalifah ustman bin affan, kaisar li shi min sendiri secara hubungan darah lebih dekat ke orang2 turki, kedua masjid besar xi'an yg sampai hari ini berdiri adalah diprakarsai dan diresmikan pembangunannya oleh kaisar li shi min.(whateverjeezz)
Jadi pada cerita Kera Sakti ada monyet, babi dan kerbau itu sebenarnya tidak ada sama sekali/bohong besar dan ingat, di Jepang cerita ini menjadi Son Goku atau Dragon Ball. Sekarang malah cerita Kera Sakti di ceritakan di Amerika. Ingat, salah satu cara/bentuk penjajahan kebudayaan atau sejarah adalah lewat cerita/komik.
Seperti Sisingamangaraja XII dan Pattimura yang beragama Islam/muslim tapi selalu di gembar-gemborkan bukan muslim, demikian juga dengan perlawanan Wong Fei Hung yang muslim dkk melawan penindasan Mancuria pada bangsa Han di Cina, ini bisa terjadi juga karena kesalahan kita umat muslim yang tidak peduli dengan saudaranya yang lain. Ini disebabkan pendapat yang salah antara suku dan agama (Assobiah dan Tauhid).
Di akhir cerita Kera Sakti, tidak diceritakan kitab apa yang diambil atau di peroleh, sebab kalau produser mau menceritakan sejarah yang sebenarnya bahwa kitab yang mereka cari adalah Alquran, maka akan bubarlah keyakinan non Islam dari agamanya yang sekarang dan cerita/film tersebut tidak akan lalu terjual sehingga produser film tidak akan dapat memperoleh keuntungan alias rugi.
Sebab umumnya orang Han/orang keturunan Cina tidak akan tertarik menontonnya karena tidak sesuai dengan kepercayaannya dan umat Islam pun belum tentu akan tertarik menontonya karena masih ada masalah kesukuan/assobiah sebab datang dari daerah Timur/Cina bukan dari Barat/Arab serta masalah ilmu Tauhidologi.
Bagaimana menurut anda?