masukkan script iklan disini
Saudariku. Jodoh memang tuhan yang kita yang menentukan, tapi untuk mendapatkannya, kita diminta untuk ikhtiar. Bukan dengan diam menanti. Khadijah mengagumi Muhammad, apakah lantas beliau diam memendam cintanya? Tidak. Wanita yang dijamin masuk surga itu mengungkapkan cintanya. Singkat serita, pernikahan agung itu pun berlangsung.
Jadi, ketika kita telah mengagumi akhlak dan agama seorang lelaki atau wanita, sementara kita sudah siap menikah, maka sungguh, menawarkan diri bukanlah tindakan nista dalam agama. Yang membuatnya tabu adalah tradisi kita yang menganggap wanita yang menawarkan diri itu adalah wanita murah. Astaghfirullah, apakah kita hendak mengatakan Khadijah murahan? Na’udzubillah.
Ikhtiar pertama: perbanyak silaturrahmi. Perbanyak ikut organisasi yang produktif, sering-seringlah perbanyak ikut organisasi yang produktif, sering-seringlah menghadiri majelis yang mempertemukan orang-orang yang shalih, jangan hanya mengurung diri di kamar sambil terus-terusan galau di facebook atau twitter. Kalau nyari jodohnya ada di dunia maya, khawatirnya, akan ketemu jodoh yang malah membuatnya kecewa.
Dan ini yang penting, teruslah perbaiki diri. Ketika kita mengharap dipertemukan dengan jodoh yang mulia, berusahalah mulai sekarang untuk memuliakan diri. Karena inilah janji Allah: orang baik akan dipertemukan dengan orang baik.
Terakhir, perbanyak doa, “Rabbi laa tadzarnii fardan...Tuhanku, jangan biarkan aku sendiri.” Selain itu, perbanyak ibadah-ibadah mahdhah: nangis di sepertiga malam, tekunkan duha, rajinkan puasa sunnah, perbanyak sedekah, Ibadah itu bukan untuk menjemput jodoh. Itu ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Sudahlah, kalau kita sudah dekat dengan Allah, surga saja dikasih, apalagi cuman jodoh. Itu sangat mudah bagi Allah. Laa haula wala quwwata illa billah.
Jember, 16 Mei 2016