masukkan script iklan disini
Sekitar sebulan yang lalu, saya ada urusan ke Jakarta. Inginnya naik Bis, namun karena ada rekan saya dari Surabaya
(seorang non Muslim) mengajak saya naik pesawat. Ya saya gak enak mau menolak. Akhirnya jam 9 malam saya berangkat ke Surabaya naik bis Patas langsung Surabaya. Luar biasa rumahnya. Besar sekali. Disana sambil ngobrol masalah tentang urusan saya dan dia di Jakarta. Dan setelah semuanya lengkap, kami ingin segera berangkat ke bandara. Jadwal penerbangan yang tercantum di dalam tiket kami adalah sekitar jam lima pagi. Berarti pukul setengah lima, kami sudah harus check in di bandara. Padahal, shalat subuh itu dimulai jam setengah lima kurang lima belas menit. Menurut dia, saya gak perlu shalat terlebih dahulu. Dia bilang, saya nanti bisa shalat di jalan. Akhirnya kami berangkat tanpa shalat dahulu. Mobil masih berjalan beberapa meter saja, ada suara “dooor”, apa hendak dikata, salah satu ban belakang mobil kami meletus. Alangkah jengkelnya dia. Terpaksa ban rusak diganti dahulu dengan ban serep.tatkala kami harus bertolak lagi, jam telah menunjukkan pukul lima kurang lima belas menit. Saya bersikeras harus shalat shubuh dulu. “ kehidupan ini menjadi lebih indah jika hubungan kita kepada Allah pun selalu terjalin dengan Indah,” begitulah argumenku pada temanku ini. dan akhirnya aku merasa tenang dengan menengadahkan wajahku ke langit biru persis fajar shubuh mulai perlahan-lahan menyingsing di ufuk timur. Tapi rekanku ini malah bersungut-sungut. “buang-buang waktu saja. Apa sih untungnya sembahyang sekarang? Bukankah kita akan terlambat?” katanya dia. Dengan dongkolnya padaku. Tapi aku diam saja. Dan ternyata setelah tiba di bandara, ternyata pesawat yang akan kami tumpangi, sudah tinggal landas alias sudah berangkat.
Dia mengomel lagi, “dimana kekuasaan tuhanmu? Apakah tuhanmu menolong kita? Apakah tuhanmu mampu menyelamatkan urusan bisnis kita ini. kita terlamat satu jam saja, habislah kita. teman-teman yang menunggu kita itu sangat disiplin waktu. Hei, perlu kamu tau ya , tuhan mu itu gak pernah ikut campur dalam urusan duniamu, paham? ....u itu harus profesional. Sok alim kamu itu. Sekali-kali gak ibadah kan gak apa2.” Mendengar hajaran teman kafirku itu, aku jadi tertekuk. Akhirnya, dengan jengkel teman kafir ku ini mengajak kembali ke rumahnya sambil ngomong gak jelas denga nada merendahkan dan menyelahkanku karenda shalat. Dalam kediamanku, dalam diamku, aku berucap sepenggal doa “ KALAU BENAR ENGKAU BERKUASA ATAS NASIB MANUSIA, WAHAI TUHANKU, YAA ALLAH, BUKTIKAN KEKUASAAN-MU AGAR MANUSIA TIDAK MENJADI BESAR KEPALA DAN TINGGI HATI”. Setelah sampai rumahnya, dia langsung buka pintu dan membantingkan badannya di kursi empuknya. sementara aku lemas, duduk di kursi sampingnya. Tetapi ada hal yang tak terduga terjadi. Aku nyalakan TV, warta berita pagi itu mengabarkan bahwa, kapal terbang yang seharusnya kami naiki itu telah meledak terbakar di angkasa raya setelah dua puluh menit mengudara. Aku langsung meneteskan air mata,aku bersyukur pada Allah. Lalu aku lirik teman kafir ku ini sambil matanya melotot dan matanya tak berkedip melihat berita di tv. Wajahnya tampak pucat pasi.alhahmdulillah. aku ucapkan.
(seorang non Muslim) mengajak saya naik pesawat. Ya saya gak enak mau menolak. Akhirnya jam 9 malam saya berangkat ke Surabaya naik bis Patas langsung Surabaya. Luar biasa rumahnya. Besar sekali. Disana sambil ngobrol masalah tentang urusan saya dan dia di Jakarta. Dan setelah semuanya lengkap, kami ingin segera berangkat ke bandara. Jadwal penerbangan yang tercantum di dalam tiket kami adalah sekitar jam lima pagi. Berarti pukul setengah lima, kami sudah harus check in di bandara. Padahal, shalat subuh itu dimulai jam setengah lima kurang lima belas menit. Menurut dia, saya gak perlu shalat terlebih dahulu. Dia bilang, saya nanti bisa shalat di jalan. Akhirnya kami berangkat tanpa shalat dahulu. Mobil masih berjalan beberapa meter saja, ada suara “dooor”, apa hendak dikata, salah satu ban belakang mobil kami meletus. Alangkah jengkelnya dia. Terpaksa ban rusak diganti dahulu dengan ban serep.tatkala kami harus bertolak lagi, jam telah menunjukkan pukul lima kurang lima belas menit. Saya bersikeras harus shalat shubuh dulu. “ kehidupan ini menjadi lebih indah jika hubungan kita kepada Allah pun selalu terjalin dengan Indah,” begitulah argumenku pada temanku ini. dan akhirnya aku merasa tenang dengan menengadahkan wajahku ke langit biru persis fajar shubuh mulai perlahan-lahan menyingsing di ufuk timur. Tapi rekanku ini malah bersungut-sungut. “buang-buang waktu saja. Apa sih untungnya sembahyang sekarang? Bukankah kita akan terlambat?” katanya dia. Dengan dongkolnya padaku. Tapi aku diam saja. Dan ternyata setelah tiba di bandara, ternyata pesawat yang akan kami tumpangi, sudah tinggal landas alias sudah berangkat.
Dia mengomel lagi, “dimana kekuasaan tuhanmu? Apakah tuhanmu menolong kita? Apakah tuhanmu mampu menyelamatkan urusan bisnis kita ini. kita terlamat satu jam saja, habislah kita. teman-teman yang menunggu kita itu sangat disiplin waktu. Hei, perlu kamu tau ya , tuhan mu itu gak pernah ikut campur dalam urusan duniamu, paham? ....u itu harus profesional. Sok alim kamu itu. Sekali-kali gak ibadah kan gak apa2.” Mendengar hajaran teman kafirku itu, aku jadi tertekuk. Akhirnya, dengan jengkel teman kafir ku ini mengajak kembali ke rumahnya sambil ngomong gak jelas denga nada merendahkan dan menyelahkanku karenda shalat. Dalam kediamanku, dalam diamku, aku berucap sepenggal doa “ KALAU BENAR ENGKAU BERKUASA ATAS NASIB MANUSIA, WAHAI TUHANKU, YAA ALLAH, BUKTIKAN KEKUASAAN-MU AGAR MANUSIA TIDAK MENJADI BESAR KEPALA DAN TINGGI HATI”. Setelah sampai rumahnya, dia langsung buka pintu dan membantingkan badannya di kursi empuknya. sementara aku lemas, duduk di kursi sampingnya. Tetapi ada hal yang tak terduga terjadi. Aku nyalakan TV, warta berita pagi itu mengabarkan bahwa, kapal terbang yang seharusnya kami naiki itu telah meledak terbakar di angkasa raya setelah dua puluh menit mengudara. Aku langsung meneteskan air mata,aku bersyukur pada Allah. Lalu aku lirik teman kafir ku ini sambil matanya melotot dan matanya tak berkedip melihat berita di tv. Wajahnya tampak pucat pasi.alhahmdulillah. aku ucapkan.