masukkan script iklan disini
Menulis merupakan pekerjaan mudah. Sangat mudah bahkan. Cukup siapkan seperangkat alat untuk menulis, lalu menulislah. Setiap kita punya seperangkat alat tulis.
Kita tahu, semua hal dimulai dari kemauan. mau itu, mau ini dan seterusnya. Nah, sekarang, sudahkan kita mau menulis? Jangan-jangan kita belum mau?
Ok, Jika sudah ada kemauan untuk menulis, tinggal lanjut ke fase berikutnya, yakni memilih jenis tulisan sesuai selera dan hati masing-masing. Apakah fiksi atau non-fiksi. Setelah dipilih dan kita benar-benar mau, maka lakukanlah.
Berikutnya adalah semangat dan komitmen.
Banyak orang yang mau menulis, tapi tidak punya semangat yang bisa membuat kemauannya terus dilakukan. Ya, siapa saja kadang punya kemauan untuk menulis. Tapi tidak semua orang bisa mempertahankan kemauan itu.
Kemauan untuk menulis boleh saja tinggi, tapi upaya untuk mencapainya kadang masih kurang. Kenapa? Tentu karena tidak semangat. Kenapa tidak semangat? Jawabannya adalah karena tidak punya komitmen. Kenapa tidak punya komitmen? Banyak hal yang membuat orang tidak komitmen, salah satunya adalah penyakit "malas" dan penyakit pikiran lainnya.
Jangan tanya saya kenapa kita masing-masing bisa kenap penyakit malas. Obatnya ada dalam diri masing-masing. Coba renungkan!
Setelah kita punya kemauan, telah memilih jenis tulisan, selanjutnya; bersemangat dan berkomitmenlah. Biasanya, sesuatu yang dipilih sendiri lebih nikmat rasanya dan lebih semangat digeluti. Seperangkat alat tulis itu: mau, memilih, semangat dan komitmen.
Apa itu komitmen? Perlu saya jelaskan? Yakin perlu saya jelaskan?
Ok, komitmen itu konsistensi atau keterus-meneruskan. Penulis selalu punya komitmen menulis. Setiap hari menulis di wall facebook. Kadang menulis esai, opini, penggalan cerpen, puisi dan lain-lain sebagainya. Setiap hari. Itu komitmen namanya. Sudahkah kita komitmen menulis? atau hanya komitmen pada kekasih? hehehe.
Ditulis oleh: Fikri Farikhin