PONDOK PESANTREN AL-QODIRI 1 JEMBER

LEMBAGA PENDIDIKAN BERBASIS PESANTREN

Ketik Kata Kunci

SANTRI TERBENAM

Sabtu, 01 September 2018, Sabtu, September 01, 2018 WIB Last Updated 2021-08-10T23:12:20Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
Oleh : 
Abu Tholib
[Alumnus PP Al-Qodiri 1 Jember & Pendiri dan direktur English Camp of Al-Qodiri Cabang 3]

SANTRI TERBENAM
(Judul ini, kelanjutan dari Santri dari Ufuk Timur yang termasuk karangan fiksi)
           
            Santri Terbenam, Episode ke-2 setelah Santri dari Ufuk Timur. Jadi bagi pembaca blog ini, alangkah baiknya apabila pembaca telah membaca blog sebelumnya “Santri dari Ufuk Timur”.
            Santri Terbenam bukan berarti santri ini bisa terbenam layaknya Mentari di sore hari. Tidak seperti itu, namun Santri terbenam itu santri yang aktif di malam hari, berkegiatan di malam hari, dan istirahat sebentar di pagi hari. Lalu apa esensi sebenarnya dari Santri terbenam?
            Santri Terbenam ini layaknya Arsitek Pondok Pesantren ataupun Penggembala Kambing. Hidupnya untuk mengabdi jiwa dan raganya dengan membangun pondok pesantren tanpa upah sepeserpun.  Malam harinya ia bekerja membangun istana pondok pesantren, ketika santri yang lain tertidur pulas.  Dan paginya terkadang mengembala kambing. Mungkin anda terpikirkan bahwa santri ini adalah ummal. Iya anda benar, bahwa Santri Terbenam Adalah Ummal.
            Santri Terbenam mungkin dirasa aneh oleh sebagain santri, karena umumnya santri ini tak belajar Majelis Ta’lim, Sekolah Diniah. Atau terkadang tak sekolah formal. Ia dianggap oleh sebagian orang ketinggalan jaman. Namun bagi-nya, ia berbeda. Ia tak pernah merasa ketinggalan jaman, meskipun ia tak belajar langsung di sekolah.
            Siapakah Santri Terbenam ini dalam kisah ini?. Apakah dari keluarga yang berkecukupan sehingga ia tak menyekolahkannya, karena telah dirasa ia akan sukses? Atau dari kelurga Ulama yang bekerja hanya mengharap Ridho Ilahi tanpa upah sepeserpun? Atau malah ia orang yang tersesat sehingga ia mengabdikan hidupnya di pondok pesantren..
            Temukan jawabannya di kisah-kisah selanjutnya, hanya di Blog Al-Qodiri 1 Jember.



           
           


Komentar

Tampilkan

Terkini

Followers