masukkan script iklan disini
Kharismatik: Pendiri dan pengasuh PP. Al-Qodiri 1 Jember dan imam besar manaqib Syek Abdl Qodir Jaelani Ra. |
Oleh: *Syamsuri El-Ya'quby
Romo Iai, begitu para santri memanggilnya. Penggilan yang telah lekat dan sering di ungkapkan itu merupakan panggilan kedekatan para santri kepada pengasuhnya yaitu KH. Ach. Muzakki Syah. Beliau sangat dekat dengan para santrinya sehingga beliau menganggap para santri adalah anaknya selamad dipesantren. Dengan kearifan Romo Iai, membuat santri dan jamaah terkesan dengan haliyahnya. Romo Iai merupaka seorang mursyid tariqah yang sangat disegani oleh jamaahnya. Selain itu, sebegai seorang mursyid beliau juga mengayomi dan membimbing jamaahnya kejalan yang benar. Banyak dari jamaahnya yang awalnya berprofesi sebagai bandit, maling, bahkan seorang banjingan tengek sekalipun. Namun, berkat kelembuatan dan kearifan beliau, mereka semua bisa sadar dan bertaubat dan akhirnya mengikuti jejak langkah Romo Iai.
Hal yang dapat di teladani dari beliau adalah keistiqomahannya beliau dapat melakukan segala hal. Prinsip beliau adalah istiqomah lebih baik dari seribu karomah. Dalam satu kesempatan belau pernah dawuh "dulu ada orang terbang, sekarang juga banyak orang terbang seperti ornag naik pesawat. Tapi ada satu yang mereka tidak bisa, yaitu adalah Istiqomah. Karena istiqomah lebih baik dari pada seribu karomah".
Keistiqomahan beliau sangat luar biasa. Hingga pernah beliau sakit dan menjalan operasi batu ginjal di rumah sakit Surabaya, selang beberapa hari dari proses operasi itu tepat pada malam jumat, yang mana malam itu adalah malam manaqiban di pesantren. Nah, karena malam jumat, Romo Iai pamit pulang kedokter akan tetapi tidak diperbolehkan karena masih dalam perawatan, dan pada saat itu belaiu masih belum bisa kencing melalui saluran kencingnya. Selang beberapa saat beliau tertidur dan sebangunnya beliau dapat kencing dengan lancar sehingga beliau minta minum yang banyak sehingga bisa kencing yang banyak dan akhirnya terbukti banyak kencing. Dari kejadian itu beliau dapat pulang karena hanya ingin bertemu dengan jamaah dan ingin mengimami manaqiban yang telah rutin dilaksanakan di pesantren itu. Kemudian akhirnya beliau bertemu dengan jamaah dan ngimami meskipun hanya doa, karena sebelumnya telah diimami olen putra beliau yang pertama yaitu KH. Taufiqur Rachman yang kerap dipanggil Lora Taufiq.
Tidak hanya itu keistiqomahan yang dapat para santri dan jamaah ketahui dan teladani, banyak keistiqomahan - keistiqomahan yang mungkin tidak semua orang bisa menirunya. Diantaranya lagi keistiqomahan belilau mengimami dalam setiap solat maktubah. selagi beliau tidak perjalanan jauh dan tidak sakit parah, belau tetap mengimami pasa santri dalam setiap solat maktubah, tidak hanya itu, setiap solat malampun beliau masih sering mengimami. Sungguh hal ini adalah hal yang luar biasa disaat usia beliau telah sudah mulai senja.
*penulis adalah mahasiswa STAI Al-qodiri dan santri Al-Qodiri