PONDOK PESANTREN AL-QODIRI 1 JEMBER

LEMBAGA PENDIDIKAN BERBASIS PESANTREN

Ketik Kata Kunci

DUNIA SPIRITUAL MANAQIB SYAIKH ABDUL QODIR

Kamis, 22 Desember 2016, Kamis, Desember 22, 2016 WIB Last Updated 2021-08-10T23:13:14Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


DUNIA SPIRITUAL
SEBAGAI WADAH INKLUSIVITAS-MULTIKULTURAL:
Studi Kasus di Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani
Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember 2016



Disusun Oleh:

Ketua Tim      : Muhammad `Ainul Yaqin (STAI Al-Qodiri Jember)
Anggota          : Hasyim Asy`ari (STAI Al-Qodiri Jember)



 
ABSTRAKSI
Muhammad `Ainul Yaqin dan Hasyim Asy`ari. 2016, Dunia Spiritual sebagai Wadah Inklusivitas-Multikultural: Studi Kasus di Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember 2016.
Key Words: Spiritual, Inklusivitas-Multikultural, Dzikir Manaqib

Eksistensi dan pengaruh dunia spiritualitas sangat signifikan bagi manusia termasuk juga bagi masyarakat Indonesia yang multikultur. Pada saat ini, bangsa Indonesia masih mengalami berbagai problematika dan potensi problematika yang akan terjadi pada kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti di antaranya, kasus terorisme yang cenderung eksklusif. Jadi, keberadaan spiritualitas sangat penting untuk menimalisir problematika dan potensinya tersebut, karena manusia yang sudah menyatu dalam dunia spiritual (disebut sufi) akan cenderung memiliki sikap yang inklusif. Dalam prakteknya (amaliyah-nya), terdapat banyak bentuk spiritualitas yang mengandung semangat nilai-nilai dan ajaran inklusivitas dan multikultural, antara lain seperti dzikir. Dzikir meliputi bacaan Al-Qur’an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan istighfar. Manusia yang selalu berdzikir dan apalagi berjamaah akan membuat manusia tidak punya penyakit hati. Amaliyah spiritual yang berbentuk dzikir tersebut dilaksanakan di berbagai tempat terutama di pondok pesantren, salah satunya di pondok pesantren Al-Qodiri Jember.
Berdasarkan latar belakang dan fakta obyektif tersebut di atas maka penelitian ini akan difokuskan pada: 1) bagaimana konstruksi nilai yang dilestarikan dan dikembangkan Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember sebagai Spionase Inklusivitas-Multikultural?; 2) bagaimana ajaran dan strategi Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember sebagai Spionase Inklusivitas-Multikultural?, dan 3) bagaimana peran figur Imam Manaqib Dzikir Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani Pondok Pesantren Al-Qodiri Jember sebagai Spionase Inklusivitas-Multikultural?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penentuan informan menggunakan tehnik purpossive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan: wawancara mendalam (indepth interview), pengamatan peran serta (participant observation), dan dokumentasi.Tekhnik analisis data menggunakan model interaktif dari Milles dan Hunberman, yakni reduksi data, penyajian data, dan  penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan teknik triangulasi.
Dari penggunaan metode penelitian tersebut, maka hasil penelitiannya, yaitu: 1) konsturksi nilai yang dilestarikan dan dikembangkan, yaitu: nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, ukhuwah/persaudaraan, kebijaksanaan, keadilan, kesederhanaan, kebebasan, kejujuran, kesalehan, dan kemandirian. Nilai-nilai ini bersumber dari  Al-Qur’an, Al-Hadis, ajaran-ajaran Syaikh Abdul Qodir Jailani dan ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh KH. Achmad Muzakki Syah. Dari nilai-nilai tersebut akan memunculkan sikap yang menghargai realitas kemajemukan termasuk kemajemukan SARA dan bersikap toleran dalam menyikapi setiap perbedaan, 2) ajaran yang disampaikan dalam dzikir manaqib lebih menekankan pada wilayah tasawuf dan tauhid seperti bacaan dzikir, solawat, bagaimana mendekatkan diri pada Allah, memurnikan keyakinan bahwa hidup ini adalah untuk Allah, dan terkadang tentang ajaran syari’ah/fiqih. Dari ajaran tasawuf dan tauhid ini, maka sikap para imam dan jamaah dzikir manaqib lebih toleran terhadap berbagai latar belakang masyarakat baik dari berbagai suku, agama, ras, maupun golongan. Strategi yang digunakan adalah dzikir dan solawat. Selain itu, dalam dzikir manaqib juga menggunakan strategi riyadhah, mujahadah, muraqabah, ceramah agama/tausiyah, tawassul, demonstrasi, qisah/cerita, amtsilah,tauladan, pembiasaan, hukuman non fisik, refleksi, kontemplasi, dan sebagainya, 3) Peran figur KH. Achmad Muzakki Syah sebagai Imam Besar Dzikir Manaqib berperan sebagai guru spiritual yang memiliki karakter kepemimpinan spiritual. K. Muzakki mempraktikkan nilai-nilai inklusivitas-multikultural dalam kehidupan sehari hari dengan membimbing ummat yang datang untuk berdzikir hanya kepada Allah, mengarahkan semua golongan yang datang tanpa membedakan SARA. Faktor-faktoryang mempengaruhi kepemimpinan K. Muzakki adalah faktor keyakinan, istiqomah, asasul khomsah, sebagai pemimpin manaqib Syeh Abdul Qodir al-Jailani, dan keistimewaan atau karomah.





Komentar

Tampilkan

Terkini

Followers